Modern Day Perseus
(Part I)
oleh
Benaya Curiosa
Alkisah
di tahun 2600, di suatu Negara kerajaan zaman baru bernama Argos, berkuasa
seorang raja yang lalim dan diktaktor bernama Acrisius. Suatu ketika dirinya
diramal oleh seorang sesepuh paranormal kerajaanya “The Oracle”, bahwa di suatu
waktu yang akan datang, Argos akan terbunuh oleh pedang dari keturunan danae,
anaknya sendiri. Semenjak saat itulah Acrisius berubah menjadi orang yang
sangat cemas dan paranoid, hingga akhirnya dia memenjarakan Danae di sebuah
kastil perunggu hi-tech. Di kastil perunggu itulah, Zeus, mahluk elemental
abadi berwujud angin dan petir mendatangi Danae dan meninggalkan sebagian dari
elemen tubuhnya ke dalam tubuh Danae. Tak lama setelah itu, Danae mendadak
hamil dan melahirkan seorang anak sehat yang akhirnya diberi nama Perseus.
Semakin takut bahwa ramalan akan kematiannya makin menjadi nyata, Acrisius
murka dan menaruh Danae bersama Perseus kecil di dalam sebuah tabung yang
dilengkapi dengan gembok-gembok digital dan membuangnya ke lautan lepas.
Tidak
disangka, suatu kekuatan badai petir besar mendorong tabung itu dari lautan
lepas menuju sebuah pulau kerajaan kecil di ujung dunia bernama Seriphos,.Dan
dimana suatu kebetulan sebelum tabung itu akan menabrak ranjau laut, raja dari
kerajaan Seriphos bernama Polydectes melihat tabung itu dan menyuruh prajurit
kerajaanya untuk menarik dan membawa tabung itu ke daratan kerajaanya. Setelah
membuka tabung itu dan menemukan Danae beserta Perseus kecil di dalamnya,
Polydectes mempersilakan mereka berdua untuk menjadi bagian dari kerajaanya.
Perseus
kecil tumbuh menjadi manusia yang besar dan gagah di dalam lingkungan
kenegaraan Seriphos yang terkenal adil tenteram tetapi memiliki kemampuan
tempur yang handal walaupun teknologi persenjataanya masih ketinggalan jauh
dibawah Argos. Dia tumbuh menjadi sesosok ksatria yang pemberani dan menonjol
di lingkungan kerajaanya. Suatu ketika, raja Polydectes mengundang seluruh
ksatria terbaik kerajaanya termasuk Perseus untuk bersantap malam dan berbicara
hal-hal seputar kerajaanya. Polydectes mengutarakan bahwa Parthenos, daerah
sumber energi penting kerajaanya yang terletak di pulau terjauh di gugusan
kepulauan Seriphos telah direbut oleh segerombolan perompak yang dipimpin oleh
sesosok mutant wanita berambut ular yang terkenal bengis bernama Medusa. Tempat
itu sangat penting bagi kerajaan Polydectes karena merupakan sumber nuklir
untuk menggerakan segala pertahanan dan listrik Polydectes. Medusa adalah salah
satu dari tiga mutant Gorgon yang ada di dunia. Gorgon adalah mutant dengan
rambut ular, dan tanduk di kepalanya. Sedangkan medusa sendiri, dia telah
meng-implant tangannya dengan teknologi baja mulia cair terbaru yang dapat
berubah menjadi senjata sesuai dengan keinginanya dan telah mengimplant kedua
matanya dengan mata optic laser yang jika diarahkan fokusnya, radiasinya akan
merubah orang yang melihat menjadi batu.
Untuk
persiapan menghadapi Medusa, Perseus mengunjungi seorang wanita penyendiri ahli
senjata bernama Nymph yang tinggal di tengah hutan suci tanah Polydectes. Nymph
memberinya sepatu yang dilengkapi dengan teknologi untuk terbang, “Stealth
Device” yang bisa memberinya kekuatan untuk tidak terlihat oleh musuhnya, Sabit
dari adamant yang terkenal sangat tajam dan kuat, serta tameng pelindung dari
baja adamant yang dapat membiaskan radiasi dari mata Medusa.
Setelah
itu, Perseus mengendap masuk ke pulau Parthenos, membunuh satu persatu pengawal
Medusa, hingga akhirnya dia sampai ke teras tahta Medusa. Dengan sepatu terbang
dan stealth devicenya, Perseus mengintai dan menunggu pergerakan Medusa. Sampai
pada akhirnya Medusa tertidur dan Perseus menyerangnya. Medusa terbangun dan
mengarahkan mata radiasinya kea rah perseus, tetapi perseus dengan pintarnya
menangkis radiasi itu dengan tamengnya dan langsung memenggal kepala Medusa
hingga mati.
Perseus keluar dari Benteng Medusa dan berdiri di tepi tebing, menatap ke kejauhan.. pulau-pulau utama yang tertutup kabut radiasi dan polusi yang gelap.. sebuah dunia yang telah hancur oleh penduduknya sendiri....
No comments:
Post a Comment